Modul ajar pada Kurikulum Merdeka untuk jenjang SD Fase C (kelas 5 dan 6)

Modul ajar pada Kurikulum Merdeka untuk jenjang SD Fase C (kelas 5 dan 6) dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan analitis yang lebih mendalam. Di Fase C, siswa mulai mempersiapkan diri menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan memperluas pemahaman mereka tentang berbagai disiplin ilmu serta meningkatkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata. Modul ajar di fase ini mengarahkan siswa untuk lebih mandiri dalam belajar dan mampu menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.


Berikut elemen-elemen kunci dari modul ajar di Fase C:

1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran di Fase C berfokus pada penguasaan kompetensi yang lebih kompleks dibandingkan dengan fase sebelumnya. Tujuan-tujuan ini disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP) yang ditetapkan untuk kelas 5 dan 6, yang mencakup keterampilan literasi, numerasi, sains, serta keterampilan sosial dan emosional. Modul ajar dirancang untuk memastikan bahwa siswa dapat memahami, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam berbagai situasi.

Contoh: Dalam pelajaran Matematika, siswa tidak hanya belajar menghitung, tetapi juga memecahkan masalah yang melibatkan persamaan, pecahan, dan pengukuran. Sementara di pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), mereka diajak untuk melakukan eksperimen yang lebih mendalam, seperti mempelajari siklus kehidupan atau fenomena alam.


2. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran di Fase C menekankan pada belajar aktif, di mana siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga terlibat dalam diskusi, pemecahan masalah, proyek kelompok, dan eksplorasi mandiri. Pendekatan berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah mulai diperkenalkan secara lebih intensif untuk mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif.

Pembelajaran Tematik: Walaupun mata pelajaran diajarkan secara terpisah, guru diharapkan tetap mengintegrasikan berbagai tema yang relevan dengan kehidupan siswa, sehingga mereka dapat melihat keterkaitan antara satu disiplin ilmu dengan lainnya.

Project-Based Learning (PBL): Siswa diajak untuk terlibat dalam proyek jangka panjang yang memerlukan perencanaan, kolaborasi, dan penyelesaian masalah. Proyek ini membantu siswa untuk mempraktikkan berbagai keterampilan sekaligus, seperti manajemen waktu, komunikasi, dan berpikir kritis.


3. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dalam modul ajar Fase C lebih kompleks dan mendalam, dengan fokus pada pemahaman konsep-konsep abstrak. Siswa mulai diajak untuk berpikir lebih konseptual dan reflektif, meskipun pembelajaran tetap kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Contoh: Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa mungkin diminta untuk menulis esai sederhana atau menganalisis cerita. Di pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), siswa bisa belajar tentang peristiwa sejarah dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat modern.


4. Pengembangan Karakter dan Keterampilan Sosial

Pengembangan karakter tetap menjadi bagian penting dari modul ajar Fase C, dengan penekanan pada Profil Pelajar Pancasila. Siswa diharapkan lebih mampu menunjukkan sikap mandiri, gotong royong, dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari serta saat belajar. Mereka juga didorong untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan bekerja sama dalam kelompok.

Contoh: Siswa dapat diberikan proyek kelompok yang mengharuskan mereka bekerja sama, membuat keputusan, dan membagi tugas secara adil.


5. Asesmen Pembelajaran

Asesmen dalam Fase C menekankan pada evaluasi proses dan hasil belajar. Selain asesmen formatif yang dilakukan selama proses pembelajaran, guru juga menggunakan asesmen sumatif untuk menilai pencapaian siswa pada akhir suatu topik atau semester. Modul ajar ini memberikan panduan bagi guru untuk melakukan berbagai jenis asesmen, termasuk tes tertulis, proyek, dan portofolio, guna memahami perkembangan siswa secara menyeluruh.

Penilaian Otentik: Siswa dievaluasi berdasarkan kemampuan mereka untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks yang nyata, bukan hanya sekadar menghafal informasi. Misalnya, siswa mungkin diminta untuk memecahkan masalah lingkungan di sekitar sekolah atau membuat presentasi berdasarkan hasil penelitian mereka.


6. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Aktivitas Pendukung

LKS di Fase C berisi tugas-tugas yang menantang keterampilan berpikir analitis dan sintesis. Siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang melibatkan pemecahan masalah, eksperimen, atau analisis informasi. Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sekaligus melatih mereka dalam keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Contoh: Dalam pelajaran IPA, siswa mungkin diminta untuk membuat model sistem tata surya atau melakukan eksperimen untuk memahami perubahan wujud zat.


7. Media dan Sumber Belajar

Modul ajar Fase C memanfaatkan berbagai media pembelajaran yang lebih beragam dan kompleks, termasuk teknologi digital seperti simulasi, video, atau perangkat lunak pendidikan. Selain itu, siswa juga diajak untuk mencari dan menggunakan sumber daya dari berbagai referensi, seperti buku, internet, atau observasi di lingkungan sekitar.

Penggunaan Teknologi: Di Fase C, teknologi mulai digunakan untuk menunjang pembelajaran yang lebih interaktif. Siswa dapat menggunakan aplikasi pembelajaran, menonton video sains, atau bahkan memanfaatkan platform daring untuk berkolaborasi dalam proyek.


8. Refleksi dan Penguatan

Setelah menyelesaikan pembelajaran, siswa diajak untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka bisa menerapkan pengetahuan tersebut di luar kelas. Guru memberikan umpan balik yang konstruktif untuk mendukung perkembangan keterampilan siswa, baik secara akademik maupun non-akademik.

Contoh: Siswa mungkin diajak untuk menulis jurnal belajar yang mencakup apa yang mereka pelajari, tantangan yang dihadapi, dan cara mengatasi masalah tersebut.


9. Keterkaitan dengan Kehidupan Nyata

Salah satu prinsip utama Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Modul ajar di Fase C berfokus pada bagaimana siswa dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk menghadapi masalah di kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Contoh: Siswa bisa mempelajari konsep ekosistem dalam IPA dengan mengamati lingkungan sekitar atau mempelajari tentang pentingnya persatuan dalam IPS dengan meneliti keragaman budaya di daerah mereka.


10. Persiapan Menuju Jenjang Berikutnya

Di akhir Fase C, siswa mulai dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu SMP. Modul ajar membantu siswa untuk meningkatkan kemandirian dalam belajar, keterampilan berpikir kritis, serta kesiapan untuk menghadapi tantangan akademis yang lebih besar.

Secara keseluruhan, modul ajar di Fase C bertujuan untuk memastikan bahwa siswa siap secara akademik, sosial, dan emosional untuk menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pembelajaran di Fase C menekankan pemahaman mendalam, penerapan pengetahuan, dan pengembangan keterampilan yang relevan dengan kehidupan nyata.


Berikut Contoh Modul Ajar Pada Kurikulum Merdeka Jenjang SD Fase C (Kelas 5 dan 6):

  1. Fase C Kelas 5
  2. Fase C Kelas 6
Anda bisa kembali mempelajari Modul Ajar Pada Kurikulum Merdeka Jenjang SD:

0 komentar: