Sunday, January 10, 2021

Pentingnya Budaya Positif di Sekolah

 

Kerja sama siswa dalam membuat tiang tenda

Hubungan guru dan murid adalah faktor penting dalam membangun budaya sekolah. Maka untuk membangun budaya sekolah ada beberapa hal perlu kita perhatikan.

1. Sekolah sebagai institusi pembentukan karakter.

Menurut Character Education Partnership (2010) ada beberapa panduan dalam pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah agar program yang dibentuk dapat berjalan dengan efektif:
  • Nilai inti (Core values) yang disusun didefinisikan, dilaksanakan, dan tertanam dalam budaya sekolah.
  • Karakter harus secara komprehensif menggambarkan cara berpikir, merasa, dan berperilaku.
  • Sekolah menggunakan pendekatan yang komprehensif dan proaktif untuk mengembangkan karakter.
  • Sekolah harus menjadi komunitas yang menunjukkan rasa peduli.
  • Untuk mengembangkan karakter, murid membutuhkan kesempatan agar dapat berperilaku baik secara moral.
  • Melibatkan seluruh staf sekolah.
  • Memerlukan kepemimpinan positif (positive leadership) dari staf sekolah dan murid.
  • Melibatkan orang tua dan komunitas sekolah lainnya.
  • Menilai hasil pendidikan karakter dan melakukan improvisasi secara berkala.

2. Disiplin dan hukuman.

Kita seringkali memandang bahwa hukuman adalah bentuk yang sama dengan proses pen-disiplin-an dan memberikan hukuman sebagai salah satu langkah dalam proses disiplin murid. Padahal, disiplin dan hukuman memiliki arti yang berbeda dan memberikan efek yang sangat berbeda dalam pembentukan diri murid. Pada umumnya orang sering melihat 'disiplin' sebagai hal yang sama dengan 'hukuman', namun disiplin dan hukuman adalah dua hal yang berbeda.

Disiplin merujuk pada praktik mengajar atau melatih seseorang untuk mematuhi peraturan atau perilaku dalam jangka pendek dan jangka panjang. Sementara hukuman dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku murid, disiplin dimaksudkan untuk mengembangkan perilaku para murid tersebut serta mengajarkan murid tentang kontrol dan kepercayaan diri dengan berfokus pada apa yang mampu mereka pelajari.


3. Kesepakatan Kelas

Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid, tapi juga harapan murid terhadap pengajar. Kesepakatan disusun dan dikembangkan bersama-sama antara guru dan murid.

Kesepakatan yang disusun mudah dipahami dan dapat langsung dilakukan. Kesepakatan perlu dapat diperbaiki dan dikembangkan secara berkala, seperti setiap awal semester. Untuk mempermudah pemahaman murid, kesepakatan dapat ditulis, digambar, atau disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan disadari oleh murid. Strategi lain adalah dengan mencetaknya di setiap buku laporan kegiatan murid. Hal ini menjadi strategi yang baik untuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.

4. Disiplin Positif

Disiplin Positif adalah sebuah pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan murid untuk menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab, penuh hormat, dan kritis. Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan hati, tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa (termasuk orangtua, guru, penyedia penitipan anak, pekerja muda, dan lainnya).

Terkait Disiplin positif bukanlah
  • Membiarkan peserta didik melakukan apa pun yang mereka inginkan
  • Tentang tidak memiliki aturan, batasan atau harapan
  • Tentang reaksi jangka pendek
  • Hukuman alternatif untuk menampar, memukul dan mempermalukan
Tetapi Disiplin positif adalah:
  • Solusi jangka panjang yang mengembangkan disiplin diri peserta didik
  • Komunikasi yang jelas dan konsisten
  • Penguatan harapan, aturan, dan batasan Anda secara konsisten
  • Didasarkan pada mengenal peserta didik dan bersikap adil
  • Membangun hubungan yang saling menghormati dengan peserta didik
  • Mengajar peserta didik keterampilan seumur hidup dan menumbuhkan kecintaan mereka belajar
  • Mengajar sopan santun, tanpa kekerasan, empati, harga diri dan rasa hormat untuk orang lain dan hak-hak mereka
  • Meningkatkan kompetensi dan kepercayaan diri peserta didik untuk menangani tantangan akademik dan situasi sosial yang sulit.
(Durrant,J. 2010. Positive Discipline in Everyday Teaching: A guide for educators. Save the Children, Sweden.)

Langkah pertama dalam menerapkan pendekatan disiplin positif adalah mengembangkan visi bersama tentang apa yang ingin dicapai sekolah. Daripada berfokus pada masalah dan perilaku buruk, ada baiknya Anda mulai dengan melihat hal-hal positif yang sudah berhasil di sekolah. Ini memberikan landasan untuk membangun visi bersama bagi komunitas sekolah yang berpusat pada diri murid dan pemberdayaannya. Langkah untuk mendukung pemikiran dasar ini adalah memutuskan pihak yang dapat anda ajak diskusi mengenai cara bagaimana sekolah dapat membawa visi tersebut menjadi kenyataan.

Visi yang dikembangkan harus mendukung hal-hal berikut ini:
  • Penciptaan lingkungan belajar yang ramah murid di mana peserta didik, pendidik, dan orang tua merasa dihargai dan didukung; serta di mana peserta didik merasa bebas untuk mengekspresikan pandangan mereka dan didorong penuh untuk mencapai potensi yang mereka miliki.
  • Pengajaran dan penguatan positif yang bertujuan untuk membangun hubungan yang saling menghormati dan peduli.
Strategi untuk mengurangi perilaku yang tidak dapat diterima yang melibatkan semua pemain peran yaitu, pendidik, orang tua, pelajar dan manajemen sekolah. Dalam penerapan disiplin positif disekolah, terdapat peran dan tanggung jawab berbagai struktur sekolah.
  1. Guru memilik memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik dan Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif.
  2. Kepala sekolah memastikan para guru dan staf mendapatkan dukungan dalam menerapkan disiplin positif di sekolah dan mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif.
  3. Orang tua menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif yang konsisten dan Berpartisipasi dalam pertemuan sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan disiplin positif.

Sumber: 

Koneksi Antar Materi - Pentingnya Budaya Positif di Sekolah
Materi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1 Kab. Parigi Moutong

 

0 komentar: