Sunday, June 6, 2021

Analisis perbedaan Struktur Kurikulum di Indonesia dan Negara Maju

Analisis berikut ini terkait dengan perbedaan struktur kutikulum di Indonesia dan negara maju. Tulisan ini diolah dari berbagi sumber dengan metode kepustakaan secara online melalui google search.  Jika ingin menggunakan tulisan ini sebagai rujukan dalam sebuah tulisan sebaiknya langsung merujuk ke sumber aslinya yang ada pada bagian akhir tulisan ini, mengingat masih banyak kekurangan tulisan ini.


Berikut analisis perbedaan struktur kurikulum di Indoensia dan beberapa negara maju berikut.

  1. Kurikulum di Indonesia Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan (Permendikud No. 54 Tahun 2013). Pada struktur kurikulum Indonesia terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan.
  2. Kurikulum di Jerman dirumuskan oleh kementerian pendidikan yang didesain berdasarkan kebutuhan masing-masing negara bagian yang memuat materi ajar, tujuan pembelajaran,dan waktu studi yang diperlukan masing-masing level. Sistem pendidikan dijerman tidak memiliki ujian akhir, penilaian akhir siswa didasarkan hasil analisis terhadap kinerja siswa dimulai dari kelas 2 dan seterunsya.
  3. Kurikulum di Inggris mengatur jenjang pendidikan pra-sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan sekunder. Pendidikan sekolah lanjutan dan pendidikan tinggitidak terdapat kurikulum baku tetapi disesuaikan dengan kualifikasi masing-masing pendidikan. Mata pelajaran wajib meliputi Bahasa inggris, matematika, dan sains diikuti oleh siswa kelas 1-11 pada usia 5-16 tahun. Mata pelajaran pilihan seni, desain teknologi, Bahasa, geografi, sejarah dan music, hanya diikuti oleh siswa kelas 1-9 pada usia 5-14 tahun. Mata pelajaran pilihan kewarganegaraan dan computer diikuti oleh siswa kelas 7 – 11 pada usia 11-16 tahun. Pada pelajaran lain seperti Pendidikan agama diikuti oleh siswa kelas 1-11 pada usia 5-16 tahun. Sedangkan pelajaran lain pendidikan seks diikuti oleh siswa kelas 7-9 pada usia11-16 tahun.
  4. Kurikulum di Amerika Serikat dipusatkan pada Negara Bagian (State), namun demikian guru, sekolah, ataupun distrik dapat mendesain sendiri program yang ditawarkan sesuai dengan pedoman/ petunjuk yang dikeluarkan oleh Negara Bagian. Sekolah harus membuat program sesuai dengan persyaratan Negara Bagian dan mendesain kurikulum yang dapat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian negara (state examinations). Tak ada persyaratan mengenai alokasi waktu yang digunakan pada setiap mata pelajaran, dengan demikian setiap sekolah dan guru menggunakan waktu untuk masing-masing pelajaran yang dipersyaratkan oleh pemerintahan dan harus diajarkan pada tingkat sekolah dasar (tingkat 1 sampai dengan 6), yaitu: Matematika (Mathematic); Membaca (Reading); Mengeja (Spelling); Menulis (Writing); Bahasa Inggris (English Language); Geografi (Geography); Sejarah Amerika (US History); Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosial Studies); Kesehatan (Healthy); Musik (music); Seni Rupa (Visual Arts); dan Olahraga (Physical Education).
  5. Kurikulum di Jepang disusun oleh sebuah komite khusus dibawah naungan kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT). Komisi ini bertugas mempelajari tujuan pendidikan Jepang yang terdapat dalam Fundamental Education Law (Kyouiku kihonhou), lalu menyesuaikannya dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri. Para guru di Jepang memiliki kesadaran bahwa pendidikan haruslah sama serta merata. Guru-guru Jepang senantiasa menjaga kualitas agar para siswa mendapat kesempatan belajar yang sama sehingga mereka memiliki prestasi yang sama unggulnya. Wajib belajar di Jepang sama dengan di Indonesia yakni 9 tahun dengan usia masuk pra-sekolah yakni berusia 3 tahun. Pada jenjang SD sampai SMP, mereka tidak menyelenggarakan ujian untuk siswanya sehingga mereka otomatis naik kelas dan lulus. Karena, menurut peraturan Jepang, SD dan SMP merupakan periode compulsoy education yang artinya pendidikan tanpa biaya sehingga seluruh warga Jepang dapat melaksanakan pendidikan wajib 9 tahun sesuai programnya. Para siswa hanya akan menghadapi ujian apabila hendak meneruskan ke jenjang SMA dan ujian masuk PT. Ujian masuk SMA bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board di setiap prefektur. Sedangkan, ujian masuk PT adalah ujian tersulit serta kerap kali menjadi beban terberat bagi para calon mahasiswa disana.
  6. Kurikulum di Australia fokus pada tujuh kemampuan umum, yaitu 1) kemampuan menulis dan membaca—literacy, 2) kemampuan berhitung—numeracy, 3) teknologi komunikasi informasi, 4) keterampilan berfikir, 5) kesusilaan, 6) kreativitas, 7) manajemen-diri, 8) kerjasama dalam team—teamwork, 9) pengertian antar-budaya—intercultural understanding, 10) kompetensi sosial. Tiga dimensi lintas kurikulum (cross-cur1.riculum dimensions) adalah 1) sejarah dan kebudayaan penduduk pribumi (indegenous history and culture) 2) Asia dan keterlibatan Australia di Asia (Asia and Australia’s engagement with Asia) 3) Kelestarian (Sustainability).
Demikian tulisan dibuat sebagaimana merujuk ke sumber aslinya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang mesti diperbaiki dalam penulisan ini, oleh karenananya kritik dan saran yang membangun kami harapkan melalui kolom komentar pada postingan ini.

Sumber:

https://matematikawow.wordpress.com/2019/02/06/31/ https://www.kompasiana.com/mayaputrianjani2196/602f6770d541df5ad1287013/perbedaan-kurikulum-indonesia-dan-jepang

0 komentar: