Monday, March 8, 2021

Pembelajaran Sosial dan Emosional

 



Pada modul sebelumnya kita sudah mempelajari tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pada proses ini guru terlebih dahulu membuat pemetaan tentang kebutuhan belajar siswa. Dalam pelaksanaannya terkadang apa yang diinginkan guru tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan, meskipun semua sudah ia rencanakan dengan baik. Pada bagian ini guru harus menguasai kompetensi sosial emosional dalam pembelajaran. Kompetensi sosial dan emosional merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Kesadaran Diri -  Pengenalan Emosi


Kompetensi sosial emosional dalam pembelajaran dimulai dari kesadaran penuh (mindfulness). Hal ini dikarenakan dalam menjalankan tugas disekolah seorang guru harus bisa melakukan pengenalan emosi. Untuk mencapai pemahaman kesadaran diri dan mampu mengenali emosinya, seorang guru perlu mempraktikkan kesadaran penuh (mindfulness). Teknik STOP berikut ini dapat digunakan untuk mengembalikan pada kondisi saat ini dengan kesadaran penuh.

Teknik sederhana ini disebut Teknik STOP. STOP merupakan akronim dari: S top/ Berhenti . Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan. T ake a deep Breath/ Tarik nafas dalam . Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar. O bserve/ Amati . Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan. P roceed/ Lanjutkan . Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.

Kesadaran penuh (mindfulness) memiliki korelasi yang tinggi terhadap kesadaran diri sebagai kompetensi pembelajaran sosial dan emosional. Kembali kepada pengenalan emosi, terdapat enam emosi dasar pada kita manusia. Enam emosi tersebut yaitu takut, jijik, marah, kaget, bahagia, dan sedih. Emosi-emosi ini muncul akibat reaksi fisik, aktivitas pikiran dan pengaruh budaya. Pemahaman mengenali emosi seperti ini dapat membantu baik guru maupun murid untuk dapat merespon terhadap kondisinya sendiri secara lebih tepat . Itu sebabnya penting untuk menerapkan latihan berkesadaran penuh ( mindfulness ) sambil mengembangkan kompetensi kesadaran diri ( self awareness) .

Dengan latihan mengenali emosi dalam kesadaran penuh sebelum merespon, kita dapat meningkatkan kemampuan kita merespon secara lebih baik. Hal ini bukan hanya berdampak pada wellbeing diri kita, tetapi dapat membantu kita menjadi role-model bagi anak dan murid-murid disekolah.



Kesadaran Sosial - Keterampilan Berempati

Kompetensi berikutnya adalah kompetensi kesadaran sosial (social awareness). Kesadaran sosial ini kita diharapkan membangun kemampuan untuk menempatkan diri dan melihat perspektif orang lain. Empati merupakan kemampuan untuk mengenali dan memahami serta ikut merasakan perasaan-emosi orang lain sehingga dapat melihat perspektif sudut pandang orang lain. Baru setelah kita mampu melihat dari kaca mata orang lain, kita dapat menghargai dan memahami konteksnya. Apa saja yang mendasari perilaku, sikap dan cara berpikir orang tersebut. Bob dan Megan Tschannen-Moran (2010) menggambarkan empati sebagai sikap menghormati, tidak salah memahami dan mengapresiasi pengalaman orang lain.

Keterampilan berempati merupakan keterampilan yang membantu seseorang memiliki hubungan yang hangat dan lebih positif dengan orang lain. Mengapa? Karena empati mengarahkan kita untuk mengurangi fokus hanya ke diri sendiri, melainkan juga belajar merespon orang lain dengan cara yang lebih informatif dan penuh afeksi ke orang lain sehingga lingkungan yang inklusif akan terbentuk.

Menanamkan empati dapat dilakukan dengan langkah yang paling sederhana yaitu dengan menaruh perhatian pada perasaan orang lain dengan bertanya:

1. Apa yang dirasakan orang tersebut?

2. Apa yang mungkin akan dia lakukan?

3. Apa yang saya rasakan jika mengalami kejadian yang sama?

Empati merupakan keterampilan yang bisa dilatih untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk melatih empati dalam diri kita:

·         Menaruh perhatian pada perasaan orang lain

·         Berpikir sebelum berbicara atau bertindak

·         Meyakini bahwa setiap orang berbeda

·         Memberi dukungan pada orang lain meskipun berbeda pandangan.

Keterampilan Berhubungan Sosial - Daya Lenting (Resiliensi)

Daya lenting atau resiliensi, yaitu kemampuan individu untuk merespons tantangan atau trauma yang dihadapi dengan cara-cara sehat dan produktif (Reivich dan Shatte, 2002). Mengapa resiliensi penting? Resiliensi tidak menghilangkan kesulitan dalam hidup, tetapi membuat kita mampu kembali bangkit dari kesulitan, memberikan kekuatan untuk menyelesaikan permasalahan dan terus melangkah maju. Berproses menjadi resilien perlu mampu memanfaatkan berbagai sumber. Terdapat 3 sumber resiliensi individu yaitu: I have (Saya memiliki), I am (Saya adalah), dan I can (Saya dapat), dan ketiganya berinteraksi dalam menentukan bagaimana resiliensi seseorang.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang konstruktif terkait dengan perilaku pribadi serta interaksi sosial mereka berdasarkan standar etika, pertimbangan keamanan dan keselamatan, serta norma sosial.

Kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab tidak datang secara alami. Kemampuan ini perlu dengan sengaja ditumbuhkan. Seorang pengambil keputusan yang bertanggung jawab akan mempertimbangkan semua aspek, alternatif pilihan, berikut konsekuensinya, sebelum kemudian mengambil keputusan. Untuk dapat melakukan hal tersebut seseorang perlu belajar bagaimana: 

1.  mengevaluasi situasi

2.   menganalisis alternatif pilihan mereka, dan

3.   mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing pilihan itu terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.


Sumber: Modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak
(Koneksi antar Materi Modul 2.2. Pendidikan Guru Penggerak angkatan 1 Kab. Parigi Moutong).


0 komentar: